PENGERTIAN
ETIKA
Istilah
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos
sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu :
tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat,
akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat
kebiasaan.
Etika
adalah kepercayaan tentang apa yang benar dan salah atau baik dan buruk yang
mempengaruhi yang lain. Sedangkan perilaku etis adalah tingkah laku yang
disesuaikan terhadap norma dalam tindakan sosial /yang diterima secara umum
berkenaan dengan tindakan yang berguna dan berbahaya
1. Menurut
Bertens : Nilai- nilai atau norma – norma yang menjadi pegangan seseorang atau
suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
2. Menurut KBBI : Etika dirumuskan
dalam 3 arti yaitu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, nilai yang
berkenaan dengan akhlak, dan nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu
golongan atau masyarakat.
3. Menurut Sumaryono (1995) : Etika
berkembang menjadi studi tentang manusia berdasarkan kesepakatan menurut ruang
dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan
manusia pada umumnya. Selain itu etika juga berkembang menjadi studi tentang
kebenaran dan ketidakbenaran berdasarkan kodrat manusia yang diwujudkan melalui
kehendak manusia.
Dari
banyak arti kata yang merujuk pada pengertian etika, arti terakhir yang menjadi
latar belakang bagi terbentuknya istilah “etika” yang sudah dipakai Aristoteles
untuk menunjukkan filsafat moral. Dengan melihat asal usul kata ini “etika”
berarti: ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat
kebiasaan.
PRINSIP
– PRINSIP ETIKA
Prinsip- prinsip perilaku professional tidak secara khusus
dirumuskan oleh ikatan akuntan Indonesia tapi dianggap menjiwai kode perilaku
akuntan Indonesia. Adapun prinsip- prisip etika yang merupakan landasan
perilaku etika professional, menurut Arens dan Lobbecke (1996 : 81) adalah :
a. Tanggung jawab
Dalam
melaksanakan tanggung jawabnya sebagai professional dan pertimbangan moral
dalam semua aktifitas mereka.
b. Kepentingan
Masyarakat
Akuntan
harus menerima kewajiban-kewajiban melakukan tindakan yang mendahulukan
kepentingan masyarakat, menghargai kepercayaan masyarakat dan menunjukkan
komitmen pada professional.
c. Integritas
Untuk
mempertahankan dan menperluas kepercayaan masyarakat, akuntan harus
melaksanakan semua tanggung jawab professional dan integritas.
d. Objektivitas
dan indepedensi
Akuntan
harus mempertahankan objektivitas dan bebas dari benturan kepentingan dalam
melakukan tanggung jawab profesioanal. Akuntan yang berpraktek sebagai akuntan
public harusbersikap independen dalam kenyataan dan penampilan padawaktu
melaksanakan audit dan jasa astestasi lainnya.
e. Keseksamaan
Akuntan
harus mematuhi standar teknis dan etika profesi, berusaha keras untuk terus
meningkatkan kompetensi dan mutu jasa, dan melaksanakan tanggung jawab
professional dengan kemampuan terbaik.
f. Lingkup
dan sifat jasa
Dalam
menjalankan praktek sebagai akuntan public, akuntan harus mematuhi prinsip-
prinsip perilaku professional dalam menentukan lingkup dan sifat jasa yang
diberikan.
BASIS
TEORI ETIKA
1. Etika
Teleologi
Teleologi
berasal dari bahasa Yunani yaitu telos yang memiliki arti tujuan.
Dalam hal mengukur baik buruknya suatu tindakan yaitu berdasarkan tujuan yang
akan dicapai atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan dari tidakan yang telah
dilakukan. Dalam tori teleologi terdapat dua aliran, yaitu.
a . Egoisme
etis : Inti pandangan dari egoisme adalah tindakan dari setiap orang pada
dasarnya bertujuan untuk mengejar kepentingan pribadi dan memajukan diri
sendiri.
b . Utilitarianisme
berasal dari bahasa Latin yaitu utilis yang memiliki arti bermanfaat.
Menurut toeri ini, suatu perbuatan memiliki arti baik jika membawa manfaat bagi
seluruh masyarakat.
2.
Deontologi
Deontologi
berasal dari bahasa Yunani yaitu deon yang memiliki arti kewajiban.
Jika terdapat pertanyaan “Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus
ditolak karena buruk?”. Maka Deontologi akan menjawab “karena perbuatan pertama
menjadi kewajiban kita dank arena perbuatan kedua dilarang”. Pendekatan
deontologi sudah diterima oleh agama dan merupakan salah satu teori etika yang
penting.
3. Teori
Hak
Dalam pemikiran
moral saat ini, teori hak merupakan pendekatan yang paling banyak dipakai untuk
mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku. Teori hak ini
merupaka suatu aspek dari teori deontologi karena berkaitan dengan kewajiban.
Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia adalah sama.
Oleh karena itu, hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis.
4. Teori
Keutamaan ( Virtue )
Dalam
teori keutamaan memandang sikap atau akhlak seseorang. Keutamaan bisa
didefinisikan sebagai disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan
memungkinkan seseorang untuk bertingkah laku baik secara moral. Contoh sifat
yang dilandaskan oleh teori keutamaan yaitu kebijaksanaan, keadilan, suka
bekerja keras dan hidup yang baik.
EGOISME
Egoisme
adalah cara untuk mempertahankan dan meningkatkan pandangan yang menguntungkan
bagi dirinya sendiri, dan umumnya memiliki pendapat untuk meningkatkan citra
pribadi seseorang dan pentingnya – intelektual, fisik, sosial dan lainnya.
Egoisme ini tidak memandang kepedulian terhadap orang lain maupun orang banyak
pada umunya dan hanya memikirkan diri sendiri
Pada
umumnya egoisme memiliki pendapat untuk meningkatkan citra pribadi seseorang
dan pentingnya suatu pandangan fisik, sosial dan lainnya. Istilah egoisme
sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Yunani kuno, yakni “ego” yang berarti
“saya” atau “diri”, sedangkan “isme” merupakan suatu kata yang digunakan untuk
menunjukkan suatu sistem kepercayaan. Egoisme yang dimaksudkan adalah tidak
memandang suatu kepedulian terhadap orang lain maupun orang banyak, pada
umumnya egoisme ini hanya memikirkan diri sendiri. Egoisme sendiri mempunyai
suatu makna yang dikatakan sedikit melebih-lebihkan, yakni menempatkan makna
“aku adalah” suatu kualitas pribadi dari mereka. Hal ini menunjukkan bahwa
egoisme menempatkan diri pada pusat dunia seseorang tanpa memperhatikan suatu
rasa kepedulian terhadap yang orang lain yang ada di sekitarnya.
Teori
egoisme diungkapkan oleh Friedrich Wilhelm Nietche yang merupakan pengkritik
keras utilitarianisme dan juga kuat menentang teori Kemoralan Sosial. Teori
egoisme berprinsip bahwa setiap orang harus bersifat keakuan, yaitu melakukan
sesuatu yang bertujuan memberikan manfaat kepada diri sendiri. Selain itu,
setiap perbuatan yang memberikan keuntungan merupakan perbuatan yang baik dan
satu perbuatan yang buruk jika merugikan diri sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar